Senin, 22 Agustus 2016

SEJARAH, MAKNA dan FILOSOFI

Sejarah , Makna , Dan Filosofi Dari Lomba Panjat Pinang ( Menek Anjir )

Banyak sekali lomba yang di adakan tak terkecuali lomba panjat pinang , Panjat pinang sudah menjadi ciri khas dari hari kemerdekaan . Namun tahukah sahabat segerania sejarah dari lomba panjat pinang tersebut ? Mungkin dari teman teman menaganggap nya biasa saja , namun lomba panjat pinang memiliki arti dan filosofi yang dalam sekali .
Sejarah Panjat pinang ternyata bermula saat zaman penjajahan Belanda dulu. Orang Belanda di Indonesia mengadakan lomba panjat pinang untuk merayakan hajatan seperti pernikahan, ulang tahun dan lain-lain.
Uniknya pesertanya adalah penduduk pribumi, yang antusias mengikutinya karena hadiah yang digantung di puncak adalah bahan-bahan yang dibutuhkan penduduk pribumi kala itu seperti bahan makanan dan pakaian.
Konon, para Belanda itu tertawa menyaksikan “kebodohan” orang pribumi yang mau berebut barang yang dianggap sepele oleh mereka. Namun di balik itu, ada filosofi luhur yang terkandung dalam permainan ini seperti kerja sama dan kerja keras.
Kini, panjat pinang ini seperti menjadi permainan yang wajib ada dalam perayaan kemerdekaan Indonesia. Jika dulu hadiahnya hanya berupa bahan yang dibutuhkan untuk hidup sehari-hari, kini hadiahnya pun tidak main-main seperti alat elektronik bahkan motor.
Bahkan dalam perkembangannya, pohon yang digunakan dalam perlombaan panjat pinang tidak lagi melulu pohon pinang, tapi juga bisa pakai bambu atau pohon pisang yang digantung dan diberi pelicin. Faktor yang memengaruhi pergeseran itu karena mahalnya harga pohon pinang dan semakin jarangnya stok pohon tinggi tersebut.

Sejarah asal muasal Kuda Lumping-EMBEG


Sejarah asal muasal seni tari Kuda Lumping ini tidak  ada catatan secara tertulis yang menjelaskan.Hanya sebuah riwayat saja yang diceritakan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Kesenian Tari Kuda lumping adalah sebuah seni tari yang dimainkan dengan menggunakan peralatan berupa kuda tiruan yang dibuat dari anyaman bambu.Jika dilihat ritmis tarian kuda lumping ini sepertinya merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran jaman dulu ,yaitu sebuah pasukan kavaleri berkuda.Ini bisa dilihat dari gerakan seni tari kuda lumping yang dinamis,ritmis dan agresif,layaknya gerakan pasukan berkuda ditengah medan peperangan.

Mengenai Sejarah asal muasal seni tari Kuda Lumping konon katanya sih adalah bentuk dukungan rakyat jelata terhadap pasukan berkuda Pangeran Diponegoro dalam menghadapi penjajah Belanda. Ada pula versi yang menyebutkan, bahwa tari Kuda Lumping adalah menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga, melawan penjajah Belanda. Versi lain menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang latihan perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.

Kesenian tari kuda lumping ini lebih populer didaerah Jawa Timur khususnya Malang,Blitar,Tulungagung dan sekitarnya.Biasanya kuda lumping ini ditampilkan dalam event event tertentu misalnya menyambut Tamu Kehormatan,sebagai acara syukuran  atas Doa yang dikabulkan Yang Maha Kuasa.

Seringkali yang dikenal masyarakat adalah bahwa kuda lumping ini selalu melibatkan makhluk halus dalam atraksi atraksi supranatural dan berbau magis.Misalnya makan kaca,makan bara api,berjalan diatas pecahan beling dan bara api,mengangkat benda berat,disayat pisau,dibacok  dengan golok sampai menari dalam keadaan kesurupan.
 Sepertinya ini adalah merefleksikan bentuk kekuatan supranatural yang berkembang dilingkungan kerajaan Jawa.Merupakan  aspek non militer pada saat perlawanan terhadap penjajah Belanda

Benarkah Tari kuda lumping ini melibatkan makhluk halus?

Sebelum sebuah acara kuda lumping digelar selalu ada 2 orang pawang (pemimpin spiritual yang memiliki kekuatan supranatural) yang bertugas untuk mempertahankan cuaca agar tidak hujan.Dan yang satunya bertugas melakukan ritual pemanggilan makhluk halus dari empat penjuru mata angin.Disamping itu,datuk ini juga bertugas menjaga lingkungan dari gangguan ghaib ,memulihkan penari yang kesurupan dan mengendalikan makhluk halus yang merasuki pemain.Mereka juga memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar acara berlangsung aman dan tidak terjadi suatu  yang tidak diinginkan.Dipersiapkan pula sesaji (sajen) sebelum acara tari kuda lumping digelar berupa bunga , pisang rajamala ,ayam muda,nasi tumpeng,kemenyan dll.
Kalau saya melihat dengan kepercayaan saya ,mustahil atraksi atraksi berat yang mereka lakukan itu dilakukan dengan sadar .Dan kelihatan sekali jika  mereka memang dikendalikan oleh sesuatu yang bukan jati diri mereka sendiri.Dalam agama yang saya anut mempercayai kehidupan lain selain kehidupan manusia yaitu kehidupan alam Jin.Jadi saya meyakini bahwa yang merasuki raga mereka adalah makhluk halus dari golongan Jin.Karena saya menyaksikan sendiri ketika seorang pemimpin kuda lumping dialog dengan seorang yang kesurupan.Uniknya para pemain yang kesurupan itu berbicara dengan suara mengerang dengan logat jawa kuno.Salah satu pemain yang kesurupan mengatakan kalau dia sudah berumur 800 tahun,berasal dari gunung kidul dan mau pulang jika dipenihi permintaannya.Dan tentu saja yang berbicara itu bukan dari jiwa sendiri ,secara mana mungkin manusia bisa berumur 800 tahun.
Pemain kuda lumping  mengaku bahwa jika sedang kesurupan mereka tidak sadar sama sekali sehingga tidak mengingat apa apa yang dilakukan.
Bukan itu saja,penonton yang menyaksikan acara seni kuda lumping pun  bisa ikut kesurupan dan meloncat ketengah tengah arena.Dalam keadan tidak sadar,para penonton yang ikut kesurupan itupun ikut menari dengan gaya enerjik persis seperti seniman yang sudah berlatih bertahun tahun.
Mengenai keterlibatan makhluk halus ini sih tergantung dari kepercayaan masing masing.Bagi yang belum pernah melihat adegan seni kuda lumping ini datang saja ke daerah Malang.Jika beruntung Anda akan menyaksikan sajian dari seniman kuda Lumping dari Tumpang yang terkenal menegangkan dalam setiap araksinya.Anda pun bisa mengusulkan diri untuk ikut kesurupan kepada sang dukun kuda lumping,dengan senang hati permintaan Anda akan dituruti.

Bisa membahayakan.
Khususnya didaerah saya,Malang pertunjukan seni kuda lumping ini merupakan pagelaran seni yang bisa membahayakan baik penonton ataupun pemain itu sendiri.Karena pemain yang kesurupan bisamemiliki 3 kali lipat tenaga dari manusia normal dan bisa mengamuk jika diganggu.Bentuk keusilan penonton biasanya swiitt switt...dengan mulut.Pemain kesurupan yang marah bisa langsung menyerang jika terlepas dan bisa menemukan pelaku dan bahkan ngawur kepada siapa saja didekatnya.Yang ditakuti jika seorang pemain kesurupan yang marah sedang membawa Barongan (caplokan),karena dia akan memukulkan barongan yang terbuat dari kayu dengan bobot rata-rata 15-20 kg ke arah kepala.
Insiden seperti in suda seringkali terjadi dan bahkan ada yang terluka parah dikepala sampai dengan meninggal dunia.Menakutkan nggakkk?......
SUMBER

RODAT; TARIAN PENGIRING SYAIR DAN MUSIK REBANA

Mungkin Anda agak asing melihat penampilan para penari saat mengiringi syair (yang dilagukan) dan musik rebana yang dinyanyikan secara bersama-sama (berjamaah). Tarian inilah yang disebut dengan “rodat”. Tarian ini ditarikan dengan leyek (menari sambil duduk).

Dewasa ini, seni rodat memang nyaris tenggelam. Sejak tahun 1960-an hingga sekarang, rodat jarang sekali tampil ke permukaan. Untung ada film indie “Senyum Lasminah” (SL) yang disutradarai Bowo Leksono, sehingga seni rodat mulai ditampilkan lagi. Film yang mendapatkan penghargaan terbaik II pada Festival Video Edukasi (FVE) 2007 untuk kategori budi pekerti ini, menampilkan sosok Sutar, kekasih Lasminah, sebagai penari rodat.

Rodat merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan ummat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi dan hari-hari besar Islam lainnya di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masyhur di kalangan ummat Islam. Isi dari shalawat rodat adalah bacaan shalawat yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.

Rodat bisa Anda temukan salah satunya di daerah “kota santri” yaitu daerah Jejeran, Wonokromo, Bantul. Di sana ada kelompok seni rodat bernama “Lintang Songo” yang terkenal. Sedang di desa Makam, Kecamatan Rembang, Purbalingga ada “Rodat Ababil” pimpinan Sunaryo. Rodat Ababil pernah mendapatkan kesempatan tampil pada event akbar tingkat Jawa Tengah yaitu Jateng Expo 2006 di PRPP, Semarang.

Menurut Sunaryo, seperti dikutip www.purbalinggakab.go.id, rodat lahir pada tahun 1941. Saat itu Makam dan Panusupan, dua desa yang berada di bawah puncak Ardi Lawet, adalah desa-desa yang terisolir. Di antara penduduk kedua desa itu pun sulit mengadakan komunikasi, apalagi dengan dunia luar. Para tokoh ketika itu mencoba membuat wahana untuk berkomunikasi dengan pertunjukan yang mereka beri nama rodat. Dengan rodat itulah penduduk kedua desa menjadi ketemu, dan terjalinlah satu komunikasi yang akrab.

Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinnah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah.

Pada zaman Jepang, kesenian rodat sangat berperan untuk menjaga persatuan di kalangan penduduk untuk bersama-sama melawan panjajah Jepang. Cara yang ditempuh antara lain dengan gerak dan lagu secara simbolis. Gerak yang ditampilkan adalah "konto", yakni semacam pencak silat, sebagai lambang perlawanan dan pembelaan diri. Di bagian lain, lagu-lagu yang dikumandangkan adalah lagu-lagu bernuansa dakwah Islam, sebagai penguat iman dan jati diri penduduk setempat yang memang penganut Islam taat.

Seni rodat adalah perpaduan dari musik, tari, dan bela diri. Musik yang dimainkan terdiri atas peralatan berupa empat buah genjring/rebana besar, kendang, bas, kecrek dan jidur/bedug masing-masing satu buah. Alat-alat sederhana tersebut dipukul untuk mengiringi lagu, tari maupun konto. Anggota grup rodat selain terdiri atas para penabuh alat musik masih ditambah dengan 2 orang wiraswara, 8 orang penari, dan 2 orang pemain konto, dan juga 2 orang badut/santri.

Pertunjukan rodat biasanya dilakukan pada malam hari, dari ba'da Isya sampai menjelang Subuh. Pada zaman dahulu, grup rodat banyak tampil di rumah-rumah penduduk yang hajatan, serta pada acara-acara yang diselenggarakan masyarakat. Penampilan rodat diawali dengan lagu pembuka yang berbahasa Arab. Lagu-lagu berikutnya selain berbahasa Arab, juga berbahasa Indonesia, bahkan ditampilkan pula lagu "ande-ande Lumut" untuk mengiringi konto.

Tampilan pemain rodat biasanya berganti-ganti, dari sekedar musik dengan wiraswara, disusul babak berikutnya dengan penari, bahkan dengan konto. Pada saat-saat rodat beristirahat, tampil pula badut yang akan membanyol dengan gaya mereka untuk menghibur penonton dengan dagelan yang berisi ajakan kebaikan. Tampilan mereka diakhiri dengan lagu penutup berbahasa Arab.

Dengan polanya yang seperti itu, ada yang beranggapan bahwa rodat merupakan gabungan antara burdah dan saman. Burdah adalah syair yang diiringi rebana, sedang saman adalah gerakan-gerakan yang diiringi zikir tanpa musik. Zikir saman memiliki tahapan. Tahapan pertama, biasanya menceritakan masalah haji. Tahap kedua, melakukan gerakan mirip askar (tentara). Gerakan ketiga, ungkapan kegembiraan. Dalam rodat biasanya yang dipakai adalah tahapan kedua.

Demikianlah kesenian rodat yang dulu sebenarnya pernah mengalami masa kejayaannya. Seiring waktu, seni ini pun redup karena tak kuasa melawan berbagai pertunjukkan seni lainnya yang mungkin lebih modern. Karena itu, sebenarnya, agar rodat tetap bisa bertahan dalam kondisi apapun, maka ramuannya harus lebih modern. Yang jelas, kita sendiri harus bisa menghargai peseni rodat dengan harga yang setimpal agar mereka pun tidak lari ke ladang yang lain. Semoga!

SUMBER

PESTA RAKYAT HUT RI

Suasana Pesta Rakyat di Desa Pasegeran dalam rangka peringatan hari kemerdekan RI yang ke 71, Sabtu 20 Agustus 2016. Dalam kesederhanaan  namun dengan semangat merah putih remaja desa Pasegeran membuktikan rasa Nosionalismenya. Berikut adalah dokumentasi yang berhasil dikumpulkan dari netizen